LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I
PENAPISAN FITOKIMIA
OLEH:
NAMA
:
Sukma Puspita Utamy
STAMBUK
:
F1C1 11 038
KELOMPOK
:
ASISTEN
:
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
PENAPISAN FITOKIMIA
A.
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah diharapkan mahasiswa dapat
:
1.
Menentukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan
tinggi dengan teknik ekstraksi, uji positif menggunakan reagen.
2.
Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis
metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan tinggi.
B.
Landasan Teori
Metabolit
sekunder dihasilkan melalui tahap-tahap reaksi dalam jaringan tumbuhan yang
disebut biosintesis. Alkaloid, terpenoid, steroid, dan flafonoid merupakan
beberapa contoh senyawa yang dihasilkan dari biosintesis tersebut. Penelitian
kandungan kimia untuk satu tanaman (daun, batang, kulit batang, akar, dll) atau
melakukan penapisan kandungan kimia terhadap berbagai sepsis tanaman dalam satu
famili pada bagian tertentu akan memberikan informasi tentang tingkat evolusi
(Sabarwati, 2006).
Dalam uji
fitokimia, senyawa yang akan diuji yaitu alkaloid, steroid dan flavonoid.
Golongan senyawa alkaloid dideteksi dengan menyemprotkan pereaksi Dragendrof.
Golongan senyawa steroid dideteksi dengan asam sulfat dan asam asetat anhidrat.
Sedangkan golongan senyawa flavonoid dideteksi dengan cara melarutkan 10 mL
filtrat dengan 0,5 g Mg di tambah 2 mL alkohol klorhidrat dan 20 mL amil
alkohol, dikocok dengan kuat, terbentuk warna merah, kuning, dan jingga yang
menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Maharani et al, 2006).
Metode penelitian meliputi penyiapan bahan,
karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi dengan berbagai
pelarut, uji hayati pendahuluan, pemisahan, pemurnian dan karakterisasi isolat.
Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik,
penetapan kadar abu total, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak
larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut etanol, susut pengeringan dan
kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri serapan atom.
Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid (Djamil et al, 1998).
Menurut
perkiraan, kira-kira 2 % dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan
diubah menjadi flafonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Sebagian
besar tanin pun berasal dari flavonoid. Jadi, flavonoid merupakan salah satu dari
golongan fenol alam yang terbesar. Sebenarnya, flavonoid terdapat dalam semua
tumbuhan hijau, sehingga pastilah ditemukan pula pada setiap telaah ekstrak
dari tumbuhan (Markham, 1988).
Dari
senyawa-senyawa steroid, sterol merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan
di alam. Pada umumnya, senyawa ini ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol
berikatan, dengan glikosida, atau sterol yang berbentuk ester. Sterol banyak
dijumpai dalam beberapa minyak seperti minyak kedele, minyak teh, minyak kopi dan
juga minyak erot. Senyawa sterol merupakan senyawa alcohol yang mempunyai berap
molekul tinggi yang terjadi dalam fraksi lemak yang tak tersabunkan (Anwar,
1994).
C.
Alat Dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam percobaan ini adalah :
- Tabung reaksi 6 buah
- Penghalus
- Elektromantel
- Kertas saring
- Gegep
- Corong
- Pipet tetes
- Gelas kimia 50 ml
Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah :
- · Ethanol
- · HCl
- · Amil alcohol
- · NaOH
- · Eter
- · Pereaksi Lieberman Buchardt
- · Gelatin
- · FeCl3
- · Magnesium
- · Aquades
D.
Prosedur Kerja
- Persiapan sample
- Ekstraksi
|
- Tes identifikasi
- Flavonoid
|
- Kuinon
|
- Saponin
- Steroid/Triterpenoid
|
- Tanin/polifenol
|
||||||||
E.
Hasil Pengamatan
Identifikasi
|
Perlakuan
|
Keterangan
|
Flavonoid
Kuinon
Saponin
Steroid / triterpenoid
Tanin / polifenol
|
1 ml sample
(dipanaskan) + serbuk Mg + 1 ml HCl pekat + amil alcohol
5 ml ekstrak (dipanaskan) + larutan NaOH 1 %
1 ml ekstrak + air (dikocok)
1 ml ekstrak diekstraksi dengan 2 ml eter +
pereaksi Lieberman-Buchard
2 ml sampel (dipanaskan) dibagi menjadi 2 bagian
:
- Tab. 1 + 1 % gelatin
- Tab. 2 + FeCl3 1 %
|
Tidak terbentuk warna merah pada alkohol
Tidak terbentuk larutan berwarna merah
Terjadi busa yang menunjukkan adanya saponin
Tidak terbentuk larutan warna ungu
Terbentuk warna hijau muda
Terbentuk warna coklat
|
E.
Pembahasan
Sebelum
melakukan isolasi terhadap senyawa kimia yang diinginkan dalam suatu tumbuhan
maka perlu dilakukan identifikasi pendahuluan kandungan senyawa metabolit
sekunder yang ada pada masing-masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui
kandungan senyawa yang ada secara kualitatif dan mungkin juga secara
kuantitatif golongan senyawa yang dikandung oleh tumbuhan tersebut. Untuk
tujuan tersebut maka diperlukan metode persiapan sampel dan metode identifikasi
pendahuluan dari senyawa metabolit sekunder.
Identifikasi
tersebut biasa disebut dengan penapisan fitokimia. Dalam penapisan fitokimia,
senyawa yang akan diuji biasanya adalah alkaloid, steroid dan flavonoid.
Golongan senyawa alkaloid dideteksi dengan menyemprotkan pereaksi Dragendrof.
Golongan senyawa steroid dideteksi dengan asam sulfat dan asam asetat anhidrat.
Sedangkan golongan senyawa flavonoid dideteksi dengan cara melarutkan 10 mL
filtrat dengan 0,5 g Mg di tambah 2 mL alkohol klorhidrat dan 20 mL amil
alkohol, dikocok dengan kuat, terbentuk warna merah, kuning, dan jingga yang
menunjukkan adanya senyawa flavonoid.
Secara umum
untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder menggunakan sistem maserasi
sebagai perlakuan awal. Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan
pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat
menguntungkan dalam isolasi bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan
akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara
didalam dan diluar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma
akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena
dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses
maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan
senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Secara umum pelarut metanol
merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa
organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit
sekunder.
Pada
percobaan ini, dilakukan identifikasi beberapa jenis metabolit sekunder antara
lain flavonoid, kuinon, steroid, saponin, dan tanin. Pada identifikasi
flavonoid, dilakukan penambahkan HCl pekat, Mg dan amil alkohol pada sampel
yang telah dididihkan. Secara teori, flavonoid ini banyak terkandung dalam
kulit batang tanaman dan berfungsi sebagai pengatur tumbuhnya tumbuhan
tersebut, digunakan pula sebagai pengaturan dalam proses fotosintesis, sebagai
kerja anti mikroba, dan digunakan sebagai inhibitor kuat pernapasan.
Pada uji
terhadap kuinon, dimana pada identifikasinya sampel dilakukan pemanasan dan
penambahan NaOH. Kuinon yang merupakan senyawa berwarna mempunyai kromofor
dasar seperti pada kromofor benzokuinon, yang terdiri dari 2 gugus karbonil
yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap karbon-karbon. Kuinon ini digunakan
tumbuhan sebagai pencegah dari gangguan serangga.
Identifikasi
saponin dilakukan dengan mengamati ektrak pada penambahan air. Saponin
merupakan senyawa aktif permukaan dan memiliki sifat seperti sabun, sehingga
dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa. Pembentukan busa yang
mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau pada pemekatan ekstrak merupakan
bukti adanya saponin dalam ekstrak.
Steroid
diuji dengan melakukan penambahan pereaksi Lieberman Buchart. Jika uji
memperlihatkan hasil yang positif, maka akan tampak warna ungu pada larutan.
Steroid digunakan dalam tumbuhan sebagai penolak serangga yang datang pada
tumbuhan tersebut.
Untuk
identifikasi tanin, dapat dilakukan dengan penambahan larutan gelatin atau FeCl3
setelah pemanasan. Contoh tanin adalah polifenol. Reaksi antara polifenol dan
FeCl3 ini menghasilkan beragam warna yang menunjukkan adanya senyawa
kompleks yang tergantung dari subtituen yang terikat pada polifenol tersebut.
Hasil identifikasi menunjukkan hasil positif yang berarti ada senyawa dalam
ekstrak dan ada pula yang menunjukkan hasil negatif. Meskipun beberapa uji memperlihatkan
hasil yang negatif, tetapi sebenarnya senyawa tersebut ada dalam sampel. Namun
jumlahnya yang mungkin hanya sedikit sehingga menyebabkan uji negatif.
F.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan
ini antara lain adalah :
1.
Penapisan
fitokimia terhadap tumbuhan tinggi dilakuna dengan teknik ekstraksi maserasi
dan uji identifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak dengan menggunakan
reaksi warna atau dengan menggunakan reagen tertentu.
2. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat
dalam tumbuhan tinggi antara lain alkaloid, flavonoid, kuinon,
steroid/triterpenoid, tanin/polifenol,
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., dkk, 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, FMIPA
UGM, Yogyakarta.
Djamil, R., Iwang S., dan
Komar R., 1998, Telaah Fitokimia dan Uji Hayati Pendahuluan Ulva
Fasciata Delile, Sekolah Farmasi ITB.
Maharani, D.M., Siti N.H.,
dan Haiyinah, 2006, Studi Potensi Kalakai (Stenochlaena
palustris (Burm.F) Bedd) Sebagai Pangan Fungsional, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, ITB,
Bandung.
Sabarwati, S. H., 2006, Petunjuk Praktikum Kimia Organik II,
Jurusan Kimia FMIPA Unhalu, Kendari.
Tugas Setelah Praktikum
1. Mengapa dalam ekstraksi senyawa dari suatu
sampel ada yang prosesnya melalui pemanasan dan ada juga yang tidak, jelaskan !
Jawaban :
Sebab ada beberapa sampel tertentu yang
teksturnya Sangay halus dan komponen-komponen yang terkandung didalamnya mudah
rusak atau terurai pada temperatur yang tinggi atau dengan dilakukannya
pemanasan.
2. Sebutkan manfaat (aktivitas) dari
masing-masing contoh senyawa alkaloid, favonoid, kuinon, saponin, sterol
(steroid) triterpenoid, dan tanin!
Jawaban :
-
Alkaloid
sebagai cadangan biosintesis protein, pelindung dari serangan hama dan pengatur
kerja hormon.
-
Flavonoid
sebagai pengatur tumbuh tumbuhan, pengaturan fotosintesis, kerja anti mikroba,
inhibitor kuat pernapasan.
-
Triterpenoid
sebagai obat terhadap gangguan menstruasi, patokan ular, gangguan kulit,
kerusakan hati dan malaria.
-
Tanin
sebagai antioksidan dan menghambat pertumbuhan tumor.
-
Steroid
sebagai pelindung pada tumbuhan yang menolak serangga.
-
Saponin
sebagai anti mikroba dan penghambatan jalur ke steroid anak gijal.
-
Kuinon
sebagai pencahar, meningkatkan kandungan air usus halus dengan menghambat ATP
use dan mencegah gangguan serangga (bagi tumbuhan).
Judul Penelitian
Telaah Fitokimia dan Uji Hayati Pendahuluan Ulva Fasciata Delile
Telaah Fitokimia dan Uji Hayati Pendahuluan Ulva Fasciata Delile
Peneliti
Ratna Djamil
Iwang Soediro
Komar Ruslan
Ratna Djamil
Iwang Soediro
Komar Ruslan
Abstrak
Telah ditelaah fitokimia rumput laut Ulva fasciata Delile. Uji hayati pendahuluan ekstrak n-heksana, etil setat dan metanol menggunakan nauplii udang laut Artemia salina Leach menunjukkan bioaktivitas bermakna. Tiga senyawa telah diisolasi dari ekstrak n-heksana yaitu 1-heksadekena, 1-tetradekena dan oktadekanal. Dari ekstrak etil asetat telah diisolasi dua senyawa yaitu asam 9-oktadesenoat (asam oleat) dan asam tetradekanoat (asam miristat). Dari ekstrak metanol telah diisolasi tiga senyawa yaitu kolesta-2,4-dien-3ol asetat (24-dehidrokolesterol asetat) atau desmosterol asetat, asam tetradekanoat (asam miristat) dan asam heksadekanoat (asam palmitat).
Telah ditelaah fitokimia rumput laut Ulva fasciata Delile. Uji hayati pendahuluan ekstrak n-heksana, etil setat dan metanol menggunakan nauplii udang laut Artemia salina Leach menunjukkan bioaktivitas bermakna. Tiga senyawa telah diisolasi dari ekstrak n-heksana yaitu 1-heksadekena, 1-tetradekena dan oktadekanal. Dari ekstrak etil asetat telah diisolasi dua senyawa yaitu asam 9-oktadesenoat (asam oleat) dan asam tetradekanoat (asam miristat). Dari ekstrak metanol telah diisolasi tiga senyawa yaitu kolesta-2,4-dien-3ol asetat (24-dehidrokolesterol asetat) atau desmosterol asetat, asam tetradekanoat (asam miristat) dan asam heksadekanoat (asam palmitat).
Keterangan
Tesis
Tesis
Tahun
1998
1998
Tempat Penelitian
Sekolah Farmasi ITB
Sekolah Farmasi ITB
Isolasi
Metode penelitian meliputi penyiapan bahan, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi dengan berbagai pelarut, uji hayati pendahuluan, pemisahan, pemurnian dan karakterisasi isolat. Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid.
Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid.
Ekstraksi talus Ulva fasciata Delile dilakukan secara ekstraksi bertingkat dengan cara maserasi pada suhu 40-50oC (digesti). Pelarut yang digunakan adalah dengan kepolaran meningkat berturut-turut n-heksana, etil setat, metanol. Ekstrak yang diperoleh diuapkan pelarutnya dengan penguap vakum putar sampai diperoleh ekstrak kental.
Metode penelitian meliputi penyiapan bahan, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi dengan berbagai pelarut, uji hayati pendahuluan, pemisahan, pemurnian dan karakterisasi isolat. Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid.
Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid.
Ekstraksi talus Ulva fasciata Delile dilakukan secara ekstraksi bertingkat dengan cara maserasi pada suhu 40-50oC (digesti). Pelarut yang digunakan adalah dengan kepolaran meningkat berturut-turut n-heksana, etil setat, metanol. Ekstrak yang diperoleh diuapkan pelarutnya dengan penguap vakum putar sampai diperoleh ekstrak kental.